Pasar seni di Bali memang memiliki ciri khas tersendiri. Setiap daerah di Indonesia mempunyai pasar tradisional dengan keunikan dagangan masing-masing. Sementara di Bali, selain pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari, dikenal pula istilah pasar seni.
Pasar seni menjadi semacam tempat belanja oleh-oleh bagi para wisatawan, baik asing maupun nusantara. Ciri khas yang paling kentara dari pasar seni adalah saat memasuki pasar adalah warna-warni mencolok dari berbagai produk yang dijual.
Ada banyak pasar seni di Bali. Rata-rata menjual barang yang mirip. Harga pun tak jauh berbeda. Pengunjung dapat membeli aneka produk garmen seperti baju bambu, celana pantai, kain pantai, sampai kaus dengan corak khas Bali.
Atau, aneka kudapan khas Bali seperti kacang asin Bali ataupun brem Bali, bisa Anda temukan di pasar seni. Pilihan lain adalah aneka lukisan dan patung. Bisa juga membeli prroduk perawatan tubuh seperti lulur Bali atau aromaterapi.
Sayangnya, sejak toko oleh-oleh semakin menjamur, pasar-pasar seni ini seakan mulai kehilangan pamor. Kehadirannya mulai meredup. Kalah bersaing dengan toko oleh-oleh dengan ruangan ber-AC dan harga tetap, tanpa perlu repot menawar.
“Di Gianyar selatan, ada Pasar Sukawati yang menjadi pusat perdagangan seni. Memang saat ini bersaing ketat dengan toko oleh-oleh yang gencar dibangun di Badung. Tak hanya Pasar Sukawati yang merasakan ini, tapi juga pasar seni lainnya seperti Pasar Kuta dan Kumbasari,” ungkap Bupati Gianyar Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati beberapa waktu yang lalu.
Seperti di Pasar Sukawati, ungkap Tjokarda, selain persaingan dengan toko oleh-oleh, pasar tersebut juga menghadapi kendala keterbatasan parkir. Pihaknya sendiri berencana untu merelokasi Pasar Seni Sukowati.
Ia pun berharap agar wisatawan, terutama turis lokal, untuk mempertimbangkan berbelanja di pasar seni, agar eksistensi pasar seni tetap lestari. Sementara itu, beberapa turis menuturkan bahwa terkadang penjual di pasar seni menawarkan dagangan secara memaksa.
“Harga yang ditawarkan juga sering tinggi sekali. Jadi kita mau nawar juga sudah malas. Padahal kita sudah sering ke Bali dan sudah tahulah harganya itu berapa,” kata Ade asal Jakarta.
Sejatinya, berbelanja di pasar seni dan di toko oleh-oleh memang tak bisa dibandingkan. Di pasar seni ada sensasi tersendiri saat harus berinteraksi dengan pedagang, termasuk saat menawar dan memilih barang. Suasana pasar memang menghadirkan aura yang berbeda.
Jika Anda ingin mendapatkan pengalaman yang lebih saat berbelanja oleh-oleh atau sekedar melihat aktivitas para pedagang, pasar seni memang tepat menjadi tujuan wisata Anda. Ada banyak pasar di Bali yang menjual oleh-oleh, namun berikut 6 pasar seni yang populer bagi turis mancanegara.
Pasar Seni Kuta. Turis-turis asing sering membeli kaus-kaus Bali dengan bahan rayon atau katun tipis di pasar ini. Bukan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, melainkan untuk dipakai selama pelesir di Bali. Produk paling dicari adalah kaus berlogo bir lokal yang digemari turis-turis Australia.
Lokasinya strategis dekat pusat keramaian pariwisata Bali, sehingga banyak turis asing yang tertarik membeli karena iseng lewat saja. Banyak kerajinan seni seperti patung ukiran dan lukisan yang dijual di pasar ini. Gambar dan motif pun beragam, tak selalu mencirikan budaya Bali.
Pasar ini buka dari sekitar jam 8 atau 9 pagi dan tutup agak malam sekitar jam 7. Letaknya dekat dengan Pantai Kuta dan Jalan Kartika Plaza.
Pasar Badung. Segala macam kebutuhan dan benda seni ada di pasar ini. Mulai dari aneka kebutuhan sehari-hari sampai perlengkapan upacara adat Bali. Pasar ini bisa menjadi pilihan destinasi untuk skedar mampir mengenal kuliner dan bahan-bahan khas masakan Bali
Mulai dari membeli kopi Bali ataupun bokor Bali, wadah untuk menaruh sajen yang terbuat dari aluminum. Anda bisa membelinya untuk ide-ide menghias rumah Anda. Selain itu, Anda bisa membeli kaus bambu, celana pantai, dan produk-produk garmen khas Bali lainnya.
Sebaiknya beli kaus dan celana dalam jumlah banyak, seperti 1 lusin atau 1 kodi, untuk mendapatkan harga grosir. Jika merasa terlalu banyak, 1 lusin kaus bisa untuk oleh-oleh teman dan kerabat Anda saat Anda pulang nanti.
Pasar yang satu ini memang berada di lokasi sibuk perdagangan. Letaknya di Jalan Gajah Made, Denpasar. Di dekat Pasar Badung, terdapat Jalan Sulawesi yang terkenal sebagai tempat membeli kain kebaya dan pakaian tradisional Bali.
Pasar Badung mungkin tempat yang paling dikenang ketika sudah meninggalkan Bali. Pasar itu sungguh mengasyikkan karena menjual semua kebutuhan sehari-hari mulai dari ikan teri sampai perlengkapan upacara adat Bali yang "berat-berat", yaitu tedung dan songket yang harganya di atas Rp 500.000.
Pasar Kumbasari. Pasar yang satu ini letaknya dekat dengan Pasar Badung. Pasar Kumbasari terkenal sebagai pasar grosiran. Barang-barang kerajinan yang biasa dijual sebagai suvenir di kios-kios di Kuta dan sekitarnya, banyak yang mengambil barangnya di Pasar Kumbasari
Anda bisa membeli pakaian dan aksesoris mote khas Bali. Tak hanya barang-barang kecil, namun ada pula patung dan ukiran. Lalu, ada pula berbagai mebel dan pernak-pernik untuk mengisi rumah. Aneka anyaman bambu seperti besek sampai ingke bisa Anda dapatkan di pasar ini.
Jika Anda berminat membeli dalam jumlah banyak, di sinilah lokasi yang tepat. Namun, membeli dalam jumlah kecil pun tak masalah. Pasar Kumbasari berada di Jalan Sulawesi, Denpasar, dan masih dalam satu kawasan dengan Pasar Badung.
Pasar Sukawati. Pasar yang satu ini memang sangat terkenal bagi kalangan wisatawan domestik. Anda bisa berbelanja kain pantai, celana dan pakaian dengan motif-motif Bali, tas anyaman khas Bali, sampai sandal-sandal mote yang cantik.
Lukisan-lukisan Bali termasuk yang diburu di pasar ini. Karena pasar ini dekat dengan desa-desa pusat pembuatan kerajinan Bali, maka Anda akan menemukan banyak model patung dan ukiran Bali. Pasar Sukawati terletak di perbatasan antara Denpasar dan Gianyar. Seakan menjadi “pintu” pertama untuk masuk ke Gianyar.
Sebaiknya datang di pagi hari, saat belum banyak orang yang datang untuk berbelanja. Proses menawar pun lebih mudah dilakukan di pagi hari, saat pedagang baru memulai aktivitas. Sebab, “pamali” jika menolak pembeli di awal berdagang.
Pasar Guwang. Pasar ini kalah populer dengan Pasar Sukawati. Padahal secara jarak, kedua pasar ini sangat berdekatan. Pasar Guwang terletak di Desa Guwang, Gianyar. Dari Pasar Sukawati jaraknya hanya sekitar 500 meter.
Pasar ini terkesan lebih rapi daripada Pasar Sukawati. Namun, salah satu hal yang mencolok adalah tempat parkirnya yang luas. Pasar Guwang tergolong baru dan memang dibangun untuk mendukung Pasar Sukawati.
Bus-bus wisata mudah masuk ke pasar ini karena lahan parkir yang tersedia memang memungkinkan untuk bis. Barang yang dijual pun sama dengan Pasar Sukawati. Anda tetap harus menawar sebelum membeli.
Pasar Ubud. Masih menjual produk-produk yang serupa dengan pasar-pasar seni lainnya. Anda dapat membeli tas anyaman, baju-baju bertuliskan Bali, pakaian tradisional Bali, sampai patung dan lukisan.
Coba juga aneka jajanan pasar yang dijual di pasar ini. Sebaiknya datang di pagi hari. Sebab, siang hari biasanya dipadati oleh rombongan turis. Ingatlah untuk menawar harga sebelum Anda membeli. Serta, jelajahi terlebih dahulu pasar sebelum Anda membeli.
Pasar ini tergolong luas, sehingga Anda perlu masuk ke dalam untuk mendapatkan harga dan barang terbaik. Juga cobalah naik ke lantai-lantai atas. Kebanyakan turis hanya melihat-lihat dan membeli barang di bagian depan pasar. Pasar ini juga pernah menjadi lokasi shooting film Hollywood “Eat, Pray, Love” yang dibintangi Julia Roberts.
Lokasi pasar ini sangat strategis, persis di depan Puri Agung Saren Ubud. Tepatnya di persimpangan Jalan Monkey Forest. Pasar ini berada di pusat Ubud. Oleh karena itu, turis-turis yang menginap dan berjalan-jalan di sekitar pasar pun menyempatkan diri mampir di pasar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar